Kini, para siswa di DKI tak perlu jauh-jauh lagi melihat planet yang tidak bisa dijangkau mata telanjang dengan mendatangi Planetarium, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Sebab, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah memiliki Mobile Teropong ukuran raksasa dan teleskop yang bisa digunakan untuk melihat planet-planet lain di antariksa dan fenomena gerhana matahari dan bulan. Nantinya, dengan secara terjadwal Mobile Teropong ini akan menyambangi sekolah-sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa akan ilmu astronomi tersebut. Bahkan, selain mendatangi sekolah-sekolah, Mobile Teropong ini juga akan menyambangi RW di pemukiman penduduk. Namun, untuk jadwal kunjungan ke RW berdasarkan permintaan warga. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, Mobile Teropong ini merupakan bagian dari Observatori Planetarium yang dirancang khusus untuk memberikan pelayanan yang lebih pro aktif kepada para pelajar. Hal ini juga untuk mendekatkan para pelajar mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi di DKI serta masyarakat luas, untuk dapat mempelajari tentang astronomi. Sebab misi Mobile Teropong ini pada dasarnya adalah untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas pada masyarakat. “Mobile Teropong ini adalah sebuah laboratorium astronomi yang bergerak karena menggunakan kendaraan sebagai landasan teropong. Mobile Teropong ini juga dilengkapi dua LCD-TV,” papar Taufik Yudi Mulyanto, usai peluncuran Mobile Teropong di kantor Dinas Pendidikan DKI, Selasa (29/3) Rencananya, Mobile Teropong ini akan dipatenkan oleh Dinas Pendidikan DKI. Diharapkan juga kehadiran Mobile Teropong ini dapat merangsang pihak lain untuk mendalami dan mengembangkan ilmu-ilmu astronomi. Yang jelas, Mobile Teropong ini akan terus diberdayakan semaksimal mungkin dalam penyebarluasan informasi pada masyarakat. Kepala UPT Planetarium dan Observatorium Jakarta, Delly Indirayati, mengatakan, rencananya Mobile Teropong ini akan diterjunkan ke sekolah-sekolah mulai bulan April mendatang. Sasaran awalnya adalah sekolah tingkat dasar yang ada di pelosok-pelosok, seperti SDN di kawasan Ujungmenteng (Jakarta Timur), Kamal (Jakarta Barat), Cilincing (Jakarta Utara), Jagakarsa (Jakarta Selatan), menyusul kemudian SDN di Jakarta Pusat. Khusus untuk masyarakat umum, dapat mengajukan surat pada kantor Planetarium dan Observatorium Jakarta agar dapat menikmati layanan Mobile Teropong tersebut. Dalam Mobile Teropong ini dilengkapi dengan alat teropong berupa Giant Binokuler buatan Jepang dan dua teleskop buatan Amerika Serikat. Selain itu juga tersedia dua unit LCD-TV, ukuran 29 inci yang dipasang di bodi mobil. “Fungsi teropong Giant Binokuler ini sama seperti teropong yang ada di puncak Monas maupun di kantor Planetarium dan Observatorium Jakarta, yakni khusus untuk melihat matahari. Sedangkan fungsi teleskop adalah untuk melihat planet-planet lain dan gugusan bintang di antariksa,” tukas Delly Indrayati. Namun fungsi utama Giant Binokuler ini adalah untuk menghitung atau menentukan awal bulan atau biasa sering disebut dengan istilah hisab. Alat ini sangat dibutuhkan untuk penghitungan bulan Ramadhan maupun Idul Fitri oleh para ulama. Sedangkan Ameer Fatwa Idris, Kepala Seksi Teknik Planetarium dan Observatorium Jakarta, menyebutkan sebenarnya ide peluncuran Mobile Teropong ini sudah dilakukan sejak tahun 2005 lalu. Namun karena terbentur oleh anggaran, kajian dan studi banding maka baru dapat direalisasikan pada tahun 2011 ini. “Kita membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk studi banding, untuk mengetahui lebih mendetail kira-kira komponen mana yang tepat untuk dipasang di mobil teropong ini. Tentunya komponen yang ada harus disesuaikan dengan kondisi mobil yang ada. Kita meminta pendapat dari para pakar astronomi di Planetarium Jakarta,” tandasnya.
Reporter: nurito Editor: dunih
sumber : beritajakarta.com