"Selamat Datang di Blog SMP Negeri 196 Jakarta, Sekolah Berkarakter Bangsa"

13 October 2010

Jelang UASBN, Disdik Gelar Tes Diagnostik Guru

Menjelang pelaksanaan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN), Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar tes diagnostik kompetensi guru. Kegiatan ini serentak dilakukan di ibu kota selama dua hari Jumat (5/2) dan Sabtu (6/2). Tes ini untuk mengetahui tingkat kemampuan para guru dalam memberikan pelajaran kepada siswanya.

Dengan demikian dapat diketahui setiap kelebihan dan kelemahan para guru. Sehingga upaya peningkatan kualitas guru disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Bahkan usai mengikuti tes tersebut, para guru akan diberikan pelatihan sesuai dengan kompetensi yang masih belum dikuasai.

Di Kecamatan Gambir, kegiatan diagnostik kompetensi guru dipusatkan di SDN 01/02 Petojoselatan. Kegiatan ini diikuti oleh 134 guru se-Kecamatan Gambir. Mereka adalah guru kelas IV, V, dan VI, serta guru bidang studi. Mata pelajaran yang diujikan kepada para guru, sama dengan mata pelajaraan yang diujikan pada murid SD yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, diagnostik ini untuk mengetahui sejauhmana kemampuan para guru dalam memberikan pelajaran kepada siswanya. “Kita bisa mendiagnosa mana kelebihan dan kekurangan. Pelatihan difokuskan pada kelemahan masing-masing guru. Sebab tidak semua guru memiliki kelebihan dan kelemahan yang sama” ujar Taufik Yudi, Sabtu (6/2).

Pada tahun 2005 silam, Pemprov DKI juga mengadakan uji kompetensi guru sekolah. Hasilnya didapat sebagian besar masih memerlukan peningkatan kualitas akademis, penguasaan materi dan profesional. Sedangkan sebagian besar justru memiliki penguasaan metode pengajaran yang cukup bagus.

Hal senada ditandaskan Kasudin Pendidikan Dasar Jakarta Pusat, Zainal Soleman. Menurutnya, diagnosa ini lebih dititikberatkan untuk mengukur kompetensi guru dalam rangka pemetaan. “Ibaratnya, kalau masih ditemui ada guru yang kemampuannya masih kurang, akan dilatih melalui diklat,” terangnya.

Hasil dari kompetensi ini dapat dijadikan dasar untuk pemetaan untuk pengambilan keputusan selanjutnya. Misalnya menyangkut mutasi, rotasi, dan promosi bagi guru yang bersangkutan. Selanjutnya karena ini adalah bagian dari program Kementerian Pendidikan Nasional, maka tiap pemerintah daerah wajib menindaklanjutinya. Namun selama kegiatan berlangsung, pengawasannya dilakukan oleh Dinas, Sudin, maupun Seksi-Seksi Pendidikan Dasar setempat.

Kasie Dikdas Kecamatan Gambir, Ahmad Zulfi mengatakan, tes ini sebagai pemetaan kemampuan para guru dalam mengajar murid. “Tes diagnostik untuk memberikan latihan kepada para guru, agar nantinya dapat memberikan gambaran kepada muridnya dalam menghadapi ujian UASBN nanti,” ujar Zulfi, saat memonitor kegiatan diagnostik guru di SDN 01/02 Petojoselatan, Sabtu (6/2).

Selanjutnya ia berharap, bagi guru yang memiliki nilai rendah, dapat memperbaiki kemampuan dalam pelajaran yang diajarkan di sekolah melalui diklat. Sejatinya, diagnostik ini juga untuk memacu para guru yang mendapat nilai kurang baik agar lebih manambah pengetahuaan dalam bidang pelajarannya.

Kepala SDN 01 Petojaselatan, Parsidi, mengaku senang dengan adanya tes seperti ini. Sebab pihak sekolah jadi mengetahui seberapa jauh kemampuan para gurunya. “Harapan guru yang sudah mengikuti tes pada saat ini akan lebih terpacu kembali dengan cara memperdalam ilmunya kembali,” tegasnya.

Hasoloan Sianpar, guru SDN Cideng 10 Pagi, yang turut mengikuti tes diagnostik ini mengaku tidak kesulitan menjawab soal yang diberikan. Ia juga optimis mendapat nilai lebih dari sembilan di setiap mata pelajaran. “Saya optimis nanti akan dapat nilai lebih dari sembilan. Untuk soal yang salah itu karena kurang teliti dalam mengerjakan,” ucapnya.

Untuk wilayah Kecamatan Cipayung, Jum'at, 15 Oktober 2010 baru akan diadakan pelatihan Tes Diagnostik Online di SMP Negeri 81 Jakarta.

Sumber : Berita Jakarta

0 comments:

Post a Comment